KOOLOM

Stay informed and read latest news from Koo

HomeKoolom

Love in the Fairy World | Chapter 2

26 Juni 2021

Love in the Fairy World | Chapter 2

"Fitri! Ayo cepat kita pergi dari sini!" Teiyu segera menarik Fitri yang bersimpuh diam di trotoar namun tubuh Fitri tidak mau bergerak.

 

"Teiyu kaki ku tidak bisa digerakkan!"

 

"APA?!" Teiyu nampak gelisah saat dia tahu temannya sangat ketakutan, hingga membuat kaki temannya lemas. Teiyu yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa terus menarik tubuh temannya supaya bisa berdiri, mungkin jika Fitri sudah berdiri dengan kedua kakinya. Dia bisa mencoba untuk menggerakkan kakinya.

 

Fitri yang melihat Teiyu berusaha membangunkannya, merasa bersalah dengan kondisinya. Dia dengan tekat bulat mencoba mengumpulkan kekuatan dikakinya dan berusaha berdiri. Fitri yang berusaha bangkit, kini sudah bisa berdiri dengan kedua kakinya. Namun kecepatan terbang lebah raksasa semakin mendekati mereka berdua, hingga akhirnya wajah lebah raksasa itu ada dibelakang mereka. Teiyu yang melihat dari arah lainnya hanya menatap pucat, wajah lebah yang ada dihadapannya.

 

"KYAAAAA!!!" Teriak Teiyu ketakutan dan lututnya terjatuh lemas karena mahluk besar itu tepat ada dihadapannya. Fitri yang sudah berlari menjauhi lebah raksasa, baru menyadari kalau temannya tertinggal di belakang sana.

 

"TEIYU!!" Teriak Fitri dari kejauhan, akan tetapi Teiyu yang berada di tempatnya tidak merespon suara yang berasal dari temannya. Teiyu nampak ketakutan, badannya bergemetar dan hanya terpaku memandangi lebah yang memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dihadapannya. Perlahan lebah raksasa bergerak maju kedepan dan Teiyu menggerakkan tubuhnya ke belakang.

 

"Ya Tuhan! Bagaimana bisa lebah pekerja bisa sebesar ini?!" Teiyu melihat pergerakan rahang serangga raksasa yang mulai terbuka. Mata Teiyu terbelalak ketakutan, dia mencoba menggerakkan kaki dan tubuhnya untuk bisa bergerak. Ketika Teiyu memutar tubuhnya untuk merangkak dan mencoba berlari. Baru selangkah, lebah raksasa itu menggigit tas sekolah Teiyu.

 

Greb!

 

"KYAAAA!!!" Teiyu pun diangkat oleh lebah raksasa itu dan dibawa terbang.

 

"TEIYU!!!" Teriak Fitri melihat temannya dibawa terbang oleh lebah raksasa dan dia tidak menyadari bahaya di dekat dirinya sendiri. Seekor lebah raksasa melesat kearah dirinya. Fitri membelalakkan kedua matanya dan sekelibat cahaya datang menebas lebah raksasa yang mulai mendekati dirinya menjadi dua. Fitri terdiam kagum saat mengetahui sosok cahaya yang sudah menolongnya adalah Kesatria Elf yaitu tidak lain adalah Ken Syera.

 

[Syukurlah aku datang tepat waktu.] Senyum Syera kepada Fitri.

 

* * *

 

Sebelumnya, di Istana Selsu. Mushi memberi perintah kepada Ken Syera yang berkumpul bersama ketiga kesatria lainnya di dalam ruang kerja Mushi.

 

"Syera! Cari tahu kemana portal itu terhubung!"

 

"APA?!" Syera terkejut mendengar perintah tuannya.

 

"Tapi bagaimana dengan adik anda yang tidak ada di istana?!" Tanya Syera yang sempat membuat Mushi merenung sejenak dengan memejamkan kedua matanya. Lalu dia menjawab pertanyaan Syera dengan tenang.

 

"Kau pikir dia masih anak-anak? Setiap waktu kalian selalu bersama dan tidak mungkin kamu sendiri tidak mengenal dirinya luar dalam." Syera Terdiam dan terlihat cemas karena memiliki pikiran lain yang lebih gawat dari pada dia harus mencari tahu kemana portal itu terhubung, karena tugas itu bisa diserahkan kepada Kesatria lainnyaselain dia.

 

"Tuan, tapi ini bukan masalah itu yang aku khawatirkan. Anda tahukan, hari ini kita kedatangan tamu dari kerajaan Afeshi dan anda juga lebih tahu alasan mereka datang ke Selsu. Sementara tuan Aleshi tidak ada di istana, lalu apa yang kita katakan pada mereka?" Mushi berpikir sejenak.

 

"Biar aku yang mengurus mereka, sementara itu kalian cari tahu terhubung kemana portal itu. Mungkin saja anak itu menghilang disana."

 

"Ya?!" Syera dan ketiga kesatria membuka mulutnya lebar-lebar dan wajah mereka mengatakan

 

"Itu tidak mungkin!"

 

***

 

Saat Syera melihat raut wajah Fitri yang bingung dan agak ketakutan, dia baru menyadari satu hal.

 

"Hah~ Bodoh sekali kau Syera, mana mungkin dia mengerti bahasa Elf." Lirih Syera sambil menepuk jidatnya. Akhirnya tanpa banyak bicara, Syera menggendong Fitri dengan kedua tangannya dan membawa Fitri melompati satu-persatu atap bangunan.

 

Tap! Syera mengakhiri perjalanannya dan menurunkan Fitri di depan halte bus yang jauh dari aktifitas pertempuran lebah raksasa. Syera yang merasa tugasnya sudah selesai, pergi meninggalkan Fitri dan melompat ke atap bangunan. Sementara Fitri hanya bengong melihat kepergian Syera, ketika dia sadar ingat akan nasib temannya.

 

"TEIYU! BAGAIMANA DENGAN TEIYU?!" Fitri panik dan mundar mandir ditempat sambil menggigiti kuku jarinya.

 

"Ya Tuhan! Selamatkanlah teman ku itu! Semoga saja ada seseorang yang menolongnya. Seperti aku yang ditolong oleh peria tampan yang misterius barusan."

 

* * *

 

Di langit biru yang luas, lebah raksasa membawa Teiyu terbang bersamanya. Teiyu yang takut ketinggian nampak pucat pasi. Dia tidak bisa bergerak hanya melihat seberapa tinggi ia terbang.

 

"Ya ampun! Bagaimana jika aku terjatuh, bahkan gedung saja tampak kecil dari atas sini." Sambil memejamkan mata, Teiyu hanya bisa berdoa sambil menggenggam kedua tangannya dan mendekap dadanya.

 

"SIAPA SAJA TOLONG AKU!!! AKU TIDAK MAU JATUH ATAUPUN DIMAKAN OLEH MONSTER INI!! TOLONG!!" Bahkan niatnya menjerit dalam hati, tidak bisa dia bendung dan berteriak karena ketakutan. Untungnya tuhan mengabulkan doanya. Di belakang Lebah yang membawa Teiyu, seorang pemuda berkulit putih berambut hitam panjang sepundak dan bermata biru yang mirip idol asal Korea Selatan sedang mengejar mereka.

 

Peria itu berlari diatas lempengan es yang terbentuk dari udara dingin yang berubah menjadi partikel es, setiap dia melangkah. Dia menambahkan kecepatannya untuk mengejar lebah yang terbang tepat di depan dirinya. Peria itu mengumpulkan kekuatannya yang bertumpu di kedua kakinyasambil berlari dia melompat dengan kecepatan tingga, sampai berada tepat di hadapan lebah yang dia kejar.

 

[Berhenti!] Lebah itu menghentikan lajunya, sayapnya masih mengepak dan terbang ditempat, ketika suara perintah itu keluar dari mulut peria berambut hitam.

 

Teiyu membuka matanya, ketika dia mendengar suara asing dan mendapatkan sosok peria berambut hitam berdiri diatas udara yang kedua kakinya menginjak lempengan es. Teiyu terperangah melihat sosoknya yang terlihat seperti boneka porselin dengan wajah tirusnya, rambut hitamnya dan mata birunya. Peria itu terlihat cantik namun tampan, hanya saja Teiyu tidak mengerti bahasa yang dia ucapkan.

 

[Anak nakal! Kau mau membawa kemana lady itu?!]

 

Bzzzz Bzzzz.

 

"Hah ada apa ini?!" Teiyu celingak celinguk memperhatikan situasi.

 

"Mereka saling bicara?!"

 

Bzzz Bzzz.

 

[APA?!] Wajah peria itu tiba-tiba terlihat kaget, entah apa yang mereka bicarakan. Teiyu hanya menyimak tanpa mengerti.

 

[Kalian tidak bisa membawanya dan seenaknya seperti itu! Kalian perlu ijin terlebih dahulu pada ku]

 

Bzzz Bzzz.

 

[Bagus kalau kalian merasa menyesal, jadi berikan Lady itu pada ku.] Pinta peria itu kepada sang lebah, akan tetapi saat peria itu menjulurkan tangannya kepada Teiyu, tiba-tiba.

 

Klining. Dentang lonceng berbunyi, suara itu membuat Teiyu dan peria yang ada didekatnya terperangah kepada sebuah benda berbentuk hati dan memiliki sepasang sayap kupu-kupu yang terbang tepat di samping wajah Teiyu. Tanpa sadar Teiyu menggerakkan tangannya, dia seperti terhipnotis dan saat jari-jemarinya hampir menyentuh benda itu.

 

[JANGAN DISENTUH!!!] Cegah sang peria. Sayangnya dia terlambat memperingatinya, Teiyu pun menghilang dari pandangannya ketika tangannya sudah menyentuh benda miaterius yang muncul di hadapan mereka.

 

Ssssssshhh.

 

[Terlambat]



; Love in the fairy world Chapter 3 ;

You must Register or Login to post a comment